Kamis, 23 September 2010

Wilayah Pesisir dan Laut
Batasan Wilayah Pesisir dan Laut
Wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan antara daratan dan laut, ke arah darat meliputi bagian daratan yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan intrusi garam, sedangkan ke arah laut mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang ada di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar serta daerah yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan.
Hal di atas menunjukkan bahwa tidak ada garis batas yang nyata, sehingga batas wilayah pesisir hanyalah garis khayal yang letaknya ditentukan oleh situasi dan kondisi setempat. Misalnya di delta Sungai Mahakam (Kalimantan Timur) dan Sungai Musi (Sumatera Selatan), garis batas pesisir dapat berada jauh dari garis pantai. Sebaliknya di tempat yang berpantai curam dan langsung berbatasan dengan laut dalam, wilayah pesisirnya akan sempit.
Komponen fisik ekosistem pesisir dan laut.
Ekosistem pesisir baik mangrove, lamun maupun terumbu karang sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen fisik yang ada di sekitarnya. Komponen tersebut meliputi kimia air (termasuk susunan zat-zat kimia dan kecenderungannya di laut), aliran dan pergerakan arus, interaksi antara atmosfer dan samudra, serta proses-proses alam yang terjadi di laut. Komponen ini berperan sebagai media transport materi dan energi segaligus mendukung komponen biotik yang ada. Komponen fisik lainnya antara lain:
1. Strukktur air
2. Komposisi kimia air laut
3. Gas-gas terlarut
4. Berat jenis (densitas)
5. Suhu dan salinitas air laut
6. Cahaya
7. Gelombang
8. Arus Laut
Komponen biotik ekosistem pesisir dan laut
Biota yang hidup di wilayah pesisir dan laut pada umumnya dapat dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu plankton, nekton, dan bentos.
1. Plankton
Plankton adalah tumbuhan (fitoplankton) atau hewan (zooplankton) yang mengapung atau berenang secara berlahan di laut dan pergerakannya sangat tergantung pada arus. Pada umumnya tergolong mikroskopik, seperti hewan-hewan bersel satu yang melayang bebas di laut, tetapi banyak juga organisme seperti ubur-ubur (jellyfish) yang termasuk dalam kategori ini.
2. Nekton
Biota yang termasuk kategori ini adalah ikan yang dapat bergerak bebas tidak tergantung pada arus. Distribusi dari plakton dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, salinitas, suplai oksigen dan sumber makanan.
3. Bentos
Organisme yang hidup di dasar perairan atau pada substrat, baik tumbuhan maupun hewan. Komposisi sedimen dasar perairan akan mempengaruhi jenis dan tipe organisme yang ada.
Ekosistem spesifik di wilayah pesisir dan laut
Wilayah pesisir dan laut secara ekologi merupakan tempat hidup beberapa ekosistem yang unik dan saling berhubungan, dinamis dan produktif. Ekosistem utama yang umumnya terdapat di wilayah pesisir meliputi:
1. Ekosistem mangrove
2. Ekosistem lamun
3. Ekosistem terumbu karang
Ekosistem ini saling berinteraksi membentuk suatu konektivitas dengan menjalankan fungsinya masing-masing. Penjelasan mengenai ketiga ekosistem ini akan menjadi pembahasan lebih lanjut, dimana ekosistem mangrove telah dijelaskan sebagian dalam tulisan sebelumnya (Mengenal Ekosistem Mangrove). Ekosistem lamun dan terumbu karang akan menjadi pembahasan di waktu yang akan datang.


Sumber Bacaan:
Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. PT. Pradnya Paramita, Jakarta: 332 hal.
Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Cetakan ketiga. Penerbit Djambatan, Jakarta: 367 hal.
Supriharyono. 2007. Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati.Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 428 hal.
Zonasi Laut

ZONASI KEDALAMAN LAUT

( BATIMETRI )

A. Pembagian lingkungan laut berdasar Buku Marine Geology :

1. Lingkungan Euxinic

Memiliki kedalaman yang bervariasi, dicirikan oleh adanya ventilasi (lubang udara) yang sedikit pada dasar air, sehingga menghasilkan hewan dasar airnya tidak ada. Umumnya, endapannya berupa material berbutir halus dengan komposisi berupa material organik yang terdekomposisi.

1. Lingkungan Littoral atau pantai

Lingkungan ini terletak di antara pasang rendah dan batas tertinggi yang dicapai oleh gelombang.

1. Beberapa Lingkungan Khusus, terutama pada daerah yang memberikan karakteristik neritik yang meliputi delta, tidal flat, dan lingkungan lagoon.
2. Lingkungan Neritik

Kedalaman dari daerah pasang rendah hingga 200 meter di bawah muka laut. Jarang yang berjarak lebih dari beberapa ratus meter dari garis pantai. Tipe utama dari sedimennya berupa material terestrial berukuran butir kasar hingga halus dengan campuran dari material organik laut yang berupa calcareous. Pada air di daerah tropis, calcareous lebih melimpah.

1. Lingkungan Batial

Memiliki kedalaman antara 200-1000 m. Berjarak beberapa ratus kilometer. Tipe utama dari aedimennya berupa lempung biru, lempung gelap dengan butiran halus dan dengan kandungan karbonatan kurang dari 30 %. Butiran mineral terestrialnya melimpah. Variasi lempung relatif berupa calcareous mud.

1. Lingkungan Abisal Hemipelagic

Berjarak kurang dari beberapa ratus kilometer dari garis pantai. Dengan kedalaman kurang dari 1000 m. Tipe utama dari endapannya berbeda dengan tipe endapan pada lingkungan abisal pelagic dengan campuran dari butiran mineral terestrial yang berukuran lanau atau pasir halus bergradasi.

1. 7. Lingkungan Abisal Pelagic

Terletak tidak kurang dari beberapa ratus meter dari garis pantai dengan kedalaman lebih dari 1000 m. Tipe utama dari endapannya berupa lempung merah, lutite dengan butir halus yang mengandung material karbonatan kurang dari 30%. Radiolaria dan diatome ooze dengansiliceous skeleton atau frustules yang melimpah, Globigerina ooze dengan kandungan karbonatan lebih dari 30%. Sebagian besar berupa foraminifera planktonic. Luasan lingkungan pengendapan ini tidak kurang dari 250 x 104 km2.

Table pengklasifikasian lingkungan laut berdasar buku marine geology

B. Pembagian zona kedalaman laut berdasar Paul Bennet :

Paul Bennet dalam The Natural World – Under The Ocean, memaparkan bahwa para ilmuwan telah membagi lautan menjadi lapisan atau zona yang jelas. Ada kawasan yang disebut perairan dangkal, zona twilight, lautan dalam.

Bagian laut yang terdekat dengan kehidupan daratan adalah perairan dangkal yaitu wilayah laut yang dekat dengan tepi pantai. Zona ini mendapat limpahan cahaya matahari yang berkecukupan. Kehidupan di zona ini sangat beragam dan tempat yang paling disukai ikan-ikan yang kita kenal.

Setelah perairan dangkal zona berikutnya adalah zona twilight. Yaitu kawasan perairan yang masih bisa ditembus matahari walau tak “semewah” perairan dangkal. Zona ini bisa dikatakan batas jangkauan matahari mampu menembus lapisan lautan. Karena itu kehidupan di sini mulai sedikit, namun masih bisa ditinggali jenis-jenis bunga karang. Ikan berukuran besar juga suka berada di antara zona twilight ini atau mengapung di permukaan laut dalam.

Zonasi lautan yang paling gelap dan dingin adalah laut dalam (termasuk palung laut). Masih sedikit sekali yang diketahui tentang kehidupan di zona ini.

C. Pembagian Laut Menurut Zona Kedalamannya

Menurut zona atau jalur kedalamannya, laut dapat dibedakan menjadi beberapa zona sebagai berikut

a. Zona litoral atau jalur pasang, yaitu bagian cekungan lautanyang terletak di antara pasang naik dan pasang surut

b. Zona epineritik, yaitu bagian cekungan lautan di antara garis-garis surut dan tempat paling dalam yang masih dapat dicapai oleh daya sinar matahari

c. Zona neritik, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 50-200 m

Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan baik hewan maupun tumbuhan-tumbuhan, contoh Jaut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka dan laut-laut disekitar kepulauan Riau.

d. Zona batial ( wilayah laut dalam ), yaitu bagiancekungan lautan yang dalamnya antara 200-2.000 m. hingga 1800 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di zona meritic.

e. Zona abisal ( wilayah laut sangat dalam ), yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya lebih dalam dari 2.000 m

di wilayah ini suhu sangat dingin, tidak ada tumbuhan, dan jenis hewan yang berada pada lingkungan ini sangat terbatas Pembagian laut berdasar kedalamannya

DAFTAR PUSTAKA

J.W. Hedgpeth.1957.Teratise of Marine ecology and Paleoecology..New York; Waverly press.

Rabu, 01 September 2010

1. Unsur-unsur Kimia di Laut

a.Unsur-unsur Kimia di Laut
Unsur-unsur kimia yang terdapat dilaut antara lain adalah garam-garam inorganik, gas-gas yang terlarut dalam dan senyawa-senyawa organik. Garam-garan inorganik tersebut berasal dari hasil erosi batu-batuan yang terjadi di daratan yang kemudian oleh sungai diangkut ke laut. Proses ini berlangsung sejak terjadinya laut dipermukaan bumi ini. Senyawa-senyawa lain terutama gas-gas terlarut, berasal dari udara yang merembes masuk ke air laut. Perembesan gas-gas ke air laut ini dikenal sebagai proses Difusi.

b.Senyawa-senyawa Kimia Laut

Menurut ahli geologi Macintyre; bahwa pada bgian lapisan kulit bumi (mantel Bumi) yang terdapat dibawah permukaan laut, selalu mengeluarkan air yang disebut “Air Juvenile”. Air Juvenile adalah air yang sebelumnya belum pernah dalam bentuk cair. Air Juvenile yang di keluarkan oleh lapisan kulit bumi ini, mengandung unsur-unsur kimia antara lain : Khlor (Cl), Brom (Br), Yod (I), Karbon (C), Boron (B), Nitrogen (N) dan Lain-lainnya. selain itu adanya proses pengikisan batuan yang terjadi di daratan (weathering Process) memberikan pula unsur-unsur Natrium (Na), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Unsur lainnya kedalam laut.
dari jumlah 105 elemen kimia yang terdapat di alam, sebanyak 57 elemen diantaranya terdapat dilaut. Elemen-elemen kimia yang ada dilaut itu umumnya terdapat dalam bentuk terlarut dan dapat dikelompokan dalam 3 bagian, yaitu :
a.Kelompok elemen kimia utama (major elements)
b.Kelompok elemen kimia tambahan (minor elements)
c.Kelompok elemen kimia jarang (Trace Elements)


a.Kelompok Elemen Kimia Utama (major elements)
karena elemen kimia ini terdapat dilaut dalam kadar yang besar, yaitu terdapat dalam jumlah lebih dari 31,67 miligram elemen dalam 1 liter air laut. Atau 21,5 g/l.
nama-nama elemen Kimia Utama Yaitu:
-Khlor (Cl) 89.500.000 ton/mil³ air laut
-Natrium (Na) 49.500.000 ton/mil³ air laut
-Magnesium (Mg) 6.400.000 ton/mil³ air laut
-Belerang (S) 4.200.000 ton/mil³ air laut
-Kalsium (Ca) 1.900.000 ton/mil³ air laut
-Kalium (Br) 1.800.000 ton/mil³ air laut
-Brom (Br) 306.000 ton/mil³ air laut
-Karbon (C1) 32.000 ton/mil³ air laut


b.kelompok Elemen Kimia Tambahan (minor elements)
kelompok ini terdapat dalam kadar yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok elemen kimia utama, sehingga elemen-elemen ini dimasukan kedalam kelompok elemen kimia tambahan atau minor elemen. Kadarnya di laut mempunyai nilai kisaran antara 5,52 mg sampai 0,079 mg yang terdapat dalam satu liter air laut. Karena kadarnya relatip lebih kecil, maka kelompok jenis elemen ini mudah lenyap dari perairan laut oleh sebab itu prose absorbsi atau penyerapan oleh partikel-partikel maupun organisme –organisme yang ada dan hidup dilaut. Berbeda dengan kelompok elemen kimia utama , aka untuk menentukan kdar dari kelompok elemen kimia tambahan yang ada dilaut diperlukan contoh yang banyak.

nama-nama elemen Tambahan Utama Yaitu:
-Boron (B) 23.000 ton/mil³ air laut
-Silikon (Si) 14.000 ton/mil³ air laut
-Flour (F) 6.100 ton/mil³ air laut
-Argon (Ar) 2.800 ton/mil³ air laut
-Nitrogen (N) 2.400 ton/mil³ air laut
-Liitium (Li) 800 ton/mil³ air laut
-Rubidium (Rb) 570 ton/mil³ air laut
-Fosfor (P) 330 ton/mil³ air laut


c.Kelompok Elemen Kimia Jarang (Trace Element)
di laut terdapat pula kelompok elemen yang disebut kelompok elemen jarang atau “Trace Element”. Elemen ini terdapat di laut dalam kadar yang sanagt kecil sekali dibandingkan dengan kadar-kadar dari elemen- elemen dari kelompok yang lain. Kadar elemen jang yang terdapat di laut mempunyai nilai kisaran antara 67.18µg sampai 0,024 µg dalam 1 liter air laut.

nama-nama elemen Jarang Utama Yaitu:
-Yod (I) 280 ton/mil³ air laut
-Barium (Ba) 140 ton/mil³ air laut
-Besi (Fe) 47 ton/mil³ air laut
-Molibden(Mo) 47 ton/mil³ air laut
-Seng (Zn) 47 ton/mil³ air laut
-Selen (Se) 29 ton/mil³ air laut
-Argon (Ar) 14 ton/mil³ air laut
-Tembaga (Cu) 14 ton/mil³ air laut
-Timah (Sn) 14 ton/mil³ air laut
-Uranium (U) 14 ton/mil³ air laut
-Mangan (Mn) 9 ton/mil³ air laut
-Nikel (Ni) 9 ton/mil³ air laut
-Vanadium (V) 9 ton/mil³ air laut
-Titan (Ti) 5 ton/mil³ air laut
-Sesium (Ce) 2 ton/mil³ air laut
-Kobal (Co) 2 ton/mil³ air laut
-Serium (Ce) 2 ton/mil³ air laut
-Litrium (Y) 1 ton/mil³ air laut
-Lantan (La) 1 ton/mil³ air laut
-Perak (Ag) 1 ton/mil³ air laut
-Khrom (Cr) 0,2 ton/mil³ air laut
-Timah (Pb) 0,1 ton/mil³ air laut
-Galium (Ga) 0,1 ton/mil³ air laut

Gelombang

A. Gelombang

Pengertian
Gelombang laut pada umunya terbentuk karena adanya tekanan udara pada permukaan air laut, disamping itu juga disebabkan oleh terjadinya gempa didasar laut. Faktor yang mempengaruhi kuat lemahnya gelombang adalah kecepatan dan lamanya angin bertiup. Gelombang ini merambat kesegala arah dan membawa energi yang kemudian dilepaskan ke pantai yang biasa disebut dengan ombak.

B. Susunan gelombang
Susunan gelombang di lautan baik bentuk maupun macamnya sangat bervariasi dan kompleks, sehingga mengakibatkan mereka ini hampir tidak dapat diuraikan.
suatu gelombang membentuk gerakan maju melintasi permukan air, tetapi disana sebenarnya terjadi hanya sutu gerakan kecil kearah depan dari massa air itu sendiri. Potongan gabusakan tampak timbul dan tenggelam sesuai dengan gerakan berturut-tuut dari puncak atau crest dan lembah gelombang (trough) yang lebih atau kurang, tinggal pada tempat yang sama